Siapakah
Dewa itu? Seperti apakah bentuknya? Yaaa.. Mungkin suatu pertanyaan yang konyol
kita lontarkan. Tetapi ini adalah pertanyaan yang mempunyai makna dan maksud
yang besar. Dewa dalam artian disini adalah sesautu yang mempunyai derajat
dimensi yang lebih tinggi dari pada yang lain. Seperti DPR adalah DEWA bagi
RAKYAT nya, BAPAK / IBU adalah DEWA bagi ANAK-ANAK nya, DIREKTUR adalah DEWA
bagi para KARYAWANNYA, DOSEN adalah DEWA bagi para MAHASISWA nya, KETUA adalah
DEWA bagi para KELOMPOK nya, dan GURU adalah DEWA bagi para MURID nya. Bahaya
nya seorang Guru yang menjadi Dewa bagi para muridnya yaitu seorang murid tidak
akan mengetahui kesalahan – kesalahan yang dilakukan Sang Dewa nya. Ini yang
akan membuat mental seorang Dewa menjadi seorang looser. Mengapa? Ya karena seorang Dewa akan semena – mena
melakukan sesuka kehendaknya terhadap muridnya, dikarenakan dia mengetahui
bahwa sang murid tidak akan mengetahui apa yang dilakukan sang Dewa nya. Dengan
seenaknya sang Dewa menggapai kesempatan sang Murid. Dengan seenaknya sang Dewa
memberlakukan Sang Murid seperti para cantrik – cantrik Kerajaan. Maka dengan
demikian, semua itu akan mengalami kesulitan kehidupan.
Dewa
itu bisa berasal dari yang ada dan yang mungkin ada. Bahasa Dewa tidak seperti
bahasa orang biasa. Nah, untuk mengetahui fikiran – fikiran para Dewa tersebut
itulah gunanya kita berfilsafat. Dewa merupakan subjek dari sekian subjek. Dewa
merupakan subjek yang lebih tinggi derajat dimensinya dari subjek yang lain.
Dalah hal ini para Koruptor Kelas Kakap merupakan DEWA bagi para Koruptor Kelas
Teri. Nah, untuk menangkap seorang DEWA dari para Koruptor harus juga dengan
DEWA dari kalangan mereka. Karena yang sanggup melawan Sang Dewa hanyanya Dewa
juga dari golongannya, bukan dari yang lain. Mungkin inilah mengapa kasus
korupsi di Indonesia belum tuntas – tuntas. Ya dikarenakan kita belum
mendapatkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Kekuasaan sang
Dewa akan otomatis berhenti ketika kita para pengikut dan para Dewa telah
berhasil menggapai harmoni kehidupan. Para Dewa memiliki suatu Tata Krama,
Pengetahuan, Metode, Prinsip – Prinsip, dan Kesalahan. Semua itu dapat kita
pelajari dalam Ilmu Filsafat. Maka dengan mengetahui Filsafat kita akan secara
otomatis mengetahui Siapakah Para Dewa itu, dan bagamainakan sebenarnya rupa
Para Dewa itu.
Pertanyaan
:
1. Dapatkah
waktu itu berbalik kepada Sang Dewa? Sang Dewa menjadi Pengikut?
2. Apakah
kekuasaan Dewa itu mutlak?
Tag :
Refleksi Filsafat Ilmu
0 Komentar untuk "Kekuatan Sang Dewa"
Mohon Komentar yang di Posting tidak mengandung SARA, PORNOGRAFI dan lain-lain.
Best Regard,
^.^